Sabtu, 12 September 2015

Ini Rahasia Orang Papua Kuat Jalan Kaki Jauh

Saya menahan diri, sambil terus meringis. Sekitar 5 menit, syukurlah rasa gatalnya hilang. Namun setelah itu, mata saya terbelalak. Bentol-bentol berwarna merah dan jumlahnya sangat banyak langsung terlihat ditempat yang digosok daun gatal tersebut. Walah!

Kemudian, saya membuktikan perkataan Malama. Rasa pegal di kaki ini langsung hilang dan kaki saya terasa enteng kembali. Ajaib, mengapa bisa seperti ini?

Dari berbagai informasi yang saya dapati, ternyata daun gatal tersebut mengandung memiliki kandungan kimiawi seperti monoridin, tryptophan, histidine, alkaloid, flavonoid, asam formiat dan authraguinones. Asam formiat itu ada di dalam kelenjar duri pada daunnya.

Saat duri-duri tersebut mengenai tubuh, asam formiat dalam kelenjar itu terlepaskan dan mempengaruhi terjadinya pelebaran pori-pori tubuh. Pelebaran pori-pori ini meransang peredaran darah yang menjadi lancar. Itulah sebabnya rasa pegal akan hilang. Kalau di daerah Pulau Jawa, nama daunnya terkenal dengan sebutan daun jelatang.

Menurut Malama, hampir semua suku-suku di Papua menggunakan daun gatal untuk mengatasi pegal-pegal. Mereka pun suka membawa beberapa lembar daunnya, jika sedang berpergian jauh. Malah yang bikin kami kaget, mereka suka menggosokannya ke semua bagian tubuh. Waduh!

"Ini bisa dipakai di semua tubuh, tangan, kaki, badan. Adik mau coba kah?" tanya Malama yang cukup saya jawab dengan kata terimakasih bapak, sudah cukup. Saya tak tahan dengan gatalnya.


Klik Sini Sumbernya