Kamis, 22 Januari 2015

DIBALIK WAJAHMU KU TAHU ENGKAU

Pemandangan Papua (Foto. Dok)
Depan mata, janganlah berkedip
terus menatapnya 
sebelai senyumanya bagai seutas tali 
bunyian merdu menyatuhkan rasa meanrik dalam lembah perkasa 
ingin ku dekat dengan terus walau waktu tak rela

tanpa terasa aku mulai bergerak mendekati 
wajah yang jelita ku agungkan 
ternyata itulah sebuah dunia mimpi 
bukan karena terpaksa tetapi ia menginzinkan aku merayunya

aku rela jadikan dunia ini seindah pucuk yang tumbuh diranting pepohonan 
lembut, hijau merona, mengilas rasa dalam adukan mimpi 
terus menganggu ku dalam hembusan napasku aku pejamkan semua

truslah berlari menjemputnya bermula dari mimpin mengakirinya dalam kenyataan 
air yang meresap dalam tanah memiliki muaranya 
sekalipun engkAu sembunyi dibalik wajahmu, engaku ku tahu dari jendela mentari

aku akan selalu ikuti jejak menjadi dari pagi hingga senja 
ku dapatkan segumpal rasa buat hati terasa membesar 
tak ingin ku biarkan ia pergi dari hari ini untuk selamanya

ketika ia hadir dalam hari akan menjadi pohon yang terdiri teguh 
setiap ungkapanya menjadi dahan-dahan yang memecahkan kalbu hingga berbunyi ketika musim kemarau di lembah itu semua lari membairkan wajahmu dan ketika musim semia semua kembali bagai burung 
engkau kini dibairkan begitu hendak ku jadikan pengaku penganting 
bairlah aku rela agar kelak dunia ini hilang semua datang dirahimu menikmati wanggian

aku buakngnya mansuai yang mencari ketuntungan dibalik perbuatan mimpi 
hendak ku jadikan diri berkorbang unutk dunia agar sesamamku hidup di rumahku 
kini aku mengemis padamu permata hatiku 
ungkapalah gejolak suaramu agar ku kenang dan bersaura 
suara masa depan untuk semua di Tanah dan Negri ini.

Karya Natan Tebai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar