Sabtu, 22 Maret 2014

Pesona Kota Timika, Dibalik Peperangan

Pesona Kota Timika, dibalik Peperangan/KM
Oleh : Alexander Gobai

Kawan, hampir setiap hari saya dengar ko pu kata-kata yang kasih keluar dari mulutmu itu, menciptakan persoalan yang besar. Kadang ko biasa bilang bahwa, tiap hari kota timika,  baku pukul, tipa minggu ko bilang kota timika, baku potong, tipa bulan ko bilang kota timika, baku perang dan tiap tahun ko bilang kota timika, baku jaga-jaga musuh. Hampir semua unsur negatif ada di kota timika.

Kawan, permusahan yang terjadi di kota timika itu, memang terjadi. Tetapi, masalah itu, bisa diselesaikan dengan damai melalui dialog. Tapi kawan! Masalah yang terjadi terus-menerus itu, kadang dibolak-balik fakta, oleh mereka yang tidak ingin damai. Akhirnya masalah itu terjadi terus-menerus.

Saya, mau kasih tahu kawan. Persoalan yang terjadi di timika ini, sebenarnya sudah selesai dari hari-hari lalu. Tetapi, ada permainan di balik itu semua. Akhirnya, masalah itu tumbuh dan berkembang terus akhirnya, persolan ini orang bilang tidak bisa selesai.

Coba ko lihat kawan, banyak aparat keamanan yang langsung turun di tempat kejadian tetapi masalah peperangan itu tidak bisa ditangani dengan baik.

Malah mereka hanya menonton perang antar suku itu. Maka, kawan, hal benar yang saya mau katakan ialah permasalah peperangan ini, sebenarnya ada batas waktu yang bawahsannya bisa diselesaikan dengan baik. Tetapi, profokator-profoktor ini bikin masalah terus akhirnya masalah tetap terjadi.

Kawan, ko percaya kah, tidak! Masalah perang ini adalah masalah ringan yang bisa selesai dengan cara dialog damai. Ini hanya masalah batas-batas tanah. Tetapi, mengapa sampai masalah ini, tidak bisa diselesaikan dengan benar. Para aparat kepolisian juga diam dan menonton peperangan itu. Kawan, saya kadang bingung hal itu.

Sungguh aneh sekali…eee..!

Dan kawan, saya mau kasih tahu juga, kadang paman-paman saya mengatakan, peperangan untuk orang papua khususunya, pihak kemanan kadang membiarkan begitu saja, hanya menonton. Tetapi, ketika terjadi keributan orang non-papua, mereka langsung turun tangan dan masalah selesai (beres). Ini adalah salah contoh yang ko dan saya harus berpikir.

Contoh seperti ini, membungkam orang papua dengan berbagai cara. Entah cara halus bahkan cara secara kasar. Contoh cara halus ialah membiarkan perang terjadi terus-menerus. Memang ada penanganan dari pihak keamanan tetapi mereka membiarkan saja. Sedangkan cara kasar ialah tembak-menembak hingga korban berjatuhan.

Ini yang terjadi kawan…!  Jangan kita mengartikan masalah perang ini adalah salah ungkapan suara hati yang tidak benar. Orang semua heboh-heboh, bilang ada perang disini dan disana. Memang terjadi, tapi bisa diselasakan dengan baik melalui dialog. Tetapi ko su tahu toh..kawan. Banyak permainan di dalam itu.

Ko su mengerti toh. 

***
Kawan, saya mau kasih tahu lagi, dibalik peparangan ini, yang harus ko tahu ialah, pesona kota timika memang indah sekali. Kalau ko lihat saat pagi hari atau sore hari (senja sore). Saat itu baru ko bidik foto, kawan, kota timika ini memang paling indah sudah.

Ko bisa banyangkan bahwa, banyak kenangan yang pernah ko alami itu, ko bisa tuangkan saat ko foto kota timika itu, indah dan pesona  kota timika. Kawan, kenangan pahit dan kenangan indah adalah ungkapkan hati dan pikiran yang menyatuh, akhirnya bisa menciptakan kenangan itu. Maka, yang saya mau kasih tahu ialah, saat ko foto sesuatu, ko harus bayangkan bahwa sesuatu yang ko foto harus tertuju pada kenangan masa lalumu. Itu akan memberikan sebuah warna yang menyenangkan, kawan.

Maka itu kawan, pesona kota timika ini, mamang indah. Apalagi dengan adanya kota tembagapura lagi waouhhhh…menarik sekali.

Memang kawan, orang bilang kota timika kota peperangan. Tapi jangan, pesona kota timika adalah sebuah warna yang unik. Uniknya ialah banyak keramainan, tempat-tempat wisata (tempat pemancingan) bahkan sampai cowo dan cewe ganteng dan cantik-cantik lagi. Ha.ha.ha.ha.ha.!

Kawan saya tidak tipu, sebenarnya itu, kota timika merupakan kota yang membawa sebuh pesona yang unik. Yang bisa memberikan warna kehidupan beda dengan kebupaten lain. Memang kabupaten lain juga ada banyak keramaian tetapi tidak memberikan kisah-kisah yang sedap.

Yang saya rasa di kota timika ini apalagi dibalik kota perang ini (ungkap orang), ialah sungguh memberikan saya suatu kebahagian yang lebih baik lagi, bisa melaksanakan kegiatan dengan mengajak teman-teman dari berbagai suku-suku untuk jalan bersama-sama dan lain kegiatannya.

Ini adalah kisah yang aku alami. Masih banyak lagi yang bisa kutungkan dalam sebuh tulisan ini. tetapi, itu yang menjadi pesona dalam hidup saya. Apalagi bila dikaitkan dengan alam pesona kota timika memberikan suatu kehangatan yang luar biasa.

Ssugguh kawan, ko sudah lama dikota timika toh, apa yang ko rasakan selama ini. Pastinya ko juga rasa seperti apa yang saya rasakan. Ia kan?

Kawan, kitong dua pu kota timika memang indah. Apalagi saat dipagi hari. Itu memberikan suatu pesona yang amat luar biasa. Aktivitas manusia pun mulai bergerak, kendaraan bunyi di kiri-kanan telinga. Ini menandakan bahwa pesonan kota timika mulai nampak dalam bentuk dan warna baru.

Yang akhirnya, memberikan ruang bebes kepada setiap insan untuk memulai dengan kegiatan. Saya mau kasih tahu, ko kawan, ko dan saya adalah anak generasi sekarang. Yang siap membenahi dan membenarkan masalah miring menjadi lurus. Maka, kitong dua pu tugas ialah masalah perang yang tiap minggu dong bilang timika kota perang tong dua harus tuntaskan menjadi kota damai dan kota pesona.

Mari tong dua bangkit melawan keburukan menjadi kebenaran. Bangkit…! 

Penulis : Alexander Gobai, Mahasiswa Papua, Kulia di Manado

Tidak ada komentar:

Posting Komentar