Selasa, 20 Oktober 2015

LIDIK Papua: Jokowi Perlu Waspadai Dugaan Konspirasi

Ketua LIDIK Papua, Hendrik Abnil Gwijangge - Jubi/IST
PRESIDEN JOKOWI DI INGATKAN UNTUK WASPADA TERHADAP KONSPIRASI INTELIJEN TINGKAT TINGGI YANG MELEMAHKAN PEMERINTAHANNYA.

Terkait Kasus Pembakaran Gereja di Kabupaten Aceh Singkil dan pembakaran Mushola di Kabupaten Tolikara Papua beberapa waktu lalu, disinyalir ada pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja berupaya mengiring opini dalam memainkan peran konspirasi intelijen tingkat tinggi. Dimana konspirasi skenario intelijen ini disetting guna untuk kepentingan melemahkan dan melengserkan pemerintahan dibawah kepemimpinan Jokowi saat ini.

Beberapa indikator penting yang dapat kita lihat adanya konspirasi intelijen yaitu, pertama bahwa pembakaran mushola di Tolikara disetting agar semua masyarakat Indonesia terutama masyarakat muslim bergerak melawan umat nasrani untuk menciptakan intoleransi antar umat beragama itu terwujud. 

Dengan demikian akan menggangu kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi pembakaran Mushola beberapa waktu lalu itu diseting tidak lain bertujuan untuk menciptakan ketidaknyamanan antar umat beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang akan menggangu semua aspek lebih khusus aspek agama, politik dan ekonomi dalam kepemimpinan jokowi agar tejadi keos dan lemah dimata publik.

Disisi lain mereka juga paham betul bahwa gereja GIDI di Papua ada hubungan kerjasama dengan gereja Kristen di Israel. Pada tahun 2006 gereja GIDI di Papua dan gereja di Israel ada melakukan perjanjian dalam membina, mengembangkan, mengkaderisasikan dan meluaskan gereja GIDI di seluruh dunia terlebih di Papua. Kemudian pada bulan Juni di Tolikara gereja GIDI adakan seminar internasional, dalam seminar internasioanl tersebut orang-orang Israel hadir dan mereka melakukan pembukaan kegiatan tersebut. Sehingga memang ini sudah disetting adanya rekayasa intelijen dalam pembakaran mushola yang bertepatan saat sholat Idul Fitri berlangsung, dengan tujuan mengiring opini agar selain memprovokasi warga negara agar terjadi ketidak harmonisan dalam kehidupan umat beragama juga disetting agar aktor intelektual orang Yahudi bangsa Israel yang hadir itu bisa ditangkap oleh negara, dengan demikan diharapkan membuat hubungan antara Indonesia dan Isarael memanas dan itu dampaknya akan lebih fatal lagi bagi indonesia didalam kepemimpinan Jokowi, Namun Indonesia selamat karena misionaris asal Israel tersebut tidak dijadikan aktor intelektual dan ditangkap.

Disi lain mereka paham betul dimana dibawah kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden dalam seratus hari masa kerjanya dalam suatu kesempatan dalam forum asia-afrika Jokowi telah secara nyata dan terang-terangan mengecam Israel dan mendukung Palestina merdeka. Sehingga hal itu akan bedampak terhadap kebijakan moneter indonesia, dimana dolar akan naik dan rupiah akan melemah. Hal ini sesunggunya, telah tepantau dan diketahui akan dampaknya kedepan oleh orang-orang yang memainkan peran konspirasi intelijen tersebut, karena ketika presiden Jokowi mengecam israel, sama saja indonesia mengecam Yahudi otomatis Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) sebagai organisasi internasional yang dikendalikan oleh orang-orang Yahudi yang berkantor pusat di Washington D.C., Amerika Serikat. Akan menekan moneter indonesia sehingga rupiah akan melemah dan dolar akan meningkat.

Ketika rupiah melemah dan terpuruk, maka harga barang akan meningkat, daya beli masyarakat menurun dan banyak perusahaan akan colaps dan jatuh bangkrut, maka otomatis akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) dimana-mana. Maka buruh-buruh/karyawan dan masyarakat akan tidak puas dengan kepemimpinan jokowi dan melakukan demo, untuk melengserkan jokowi mundur dari jabatan. Bahkan informasi Intelijen siknal pengambilalihan kekuasaan jokowi itu sudah ada,dimana abilah krisis ekonomi mulai terpuruk maka maka dapat dibentuk WANTANNAS (Dewan Ketahanan Nasional) sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam kondisi darurat nasional, agar segera membentuk Kirkastra (Perkiraan Keadaan Strategis) dalam bentuk Kirpat (Perkiraan Cepat). Dimana sebenarnya diketahui, dalam UU No. 6 Tahun 1946 tentang Keadaan Bahaya, WANTANNAS yang saat itu bernama Dewan Pertahanan Negara dibentuk sebagai pemegang kekuasaan keadaan darurat. Dan ketuanya menjabat sebagai Perdana Menteri. Dengan demikian apabila ekonomi Indonesia justru makin terpuruk, maka Dewan Ketahanan Nasional (WANTANNAS) ini dipersilahkan untuk “mengambil alih” kekuasaan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dan apabila kita tinjau kembali kepemimpinan Jokowi ini dalam setahun terakhir memang kurang memberikan kepuasan terhadap publik, lebih khusus lagi dalam dua bulan teakhir kemarin ini, dimana rupiah sudah sangat mengkhawatirkan hampir mencapai level 15 ribuh perdolar US. Namun dengan adanya paket kebijakan Ekonomi yang dikeluarka negara setidaknya sedikit dapat menekan pertumbuhan ekonomi indonesia yang terus merosot. Sehingga Konspirasi intelijen yang telah diseting ini belum memberikan dampak yg berarti sehingga mereka setting lagi Pembakaran Gereja di Kabupaten Aceh Singkil karena mereka tahu betul hanya isu agama lah yang paling sensitif di indonesia, dan isu agama ini pula yang paling efektif untuk memprovokasi warga negara sehingga mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara yang akan berdampak pada aspek ekonomi dan politik terganggu.

Oleh karena itu, saya menghimbau kepada Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Bapak Sutiyoso, untuk lebih pekah dalam mengelola data informasi intelijen secara akurat dan harus mampu memetahkan potensi-potensi yang akan mengancam integritas keamanan nasional serta mengganggu kebijakan negara baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang secara cermat. Sebab konspirasi intelijen ini terjadi bukan hanya diluar sistem tetapi didalam sistem pun kosnpirasi intelijen untuk menjatuhkan dan melemahkan kepemimpinan jokowi itu sedang terjadi dan berlangsung, yang dimainkan oleh orang-orang prefesional di negara ini, sehingga kedepan ini masih banyak tantangan dan kemungkinan-kemungkinan perluh adanya deteksi dini guna tidak terjadinya kecolongan-kecolongan informasi intelijen lagi.

Bandung, 19 Oktober 2015

Ketua LIDIK Papua
ttd
Hendrik Abnil Gwijangge, S.H.,M.Si

Hendrik Abnil Gwijangge, S.H.,M.Si, adalah Ketua "Lembaga Investigasi dan Informasi Kemasyarakatan" (LIDIK) Propinsi Papua yang juga Peraih Penghargaan Tertingi dari Markas Besar TNI Sekolah Staf dan Komando RI dari Tiga Angkatan (TNI AD, TNI AL dan TNI AU) Dalam Upaya Aktualisasi Semangat Perjungan Bangsa Guna Memantapkan Kepemimpinan TNI Dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar