Jumat, 11 September 2015

KEJAHATAN NEGARA MELALUI TNI DI PAPUA BARAT, DISTRIK TEMBAGAPURA KAMPUNG TSINGA PADA TAHUN 1993-2001.

KEJAHATAN NEGARA MELALUI TNI DI PAPUA BARAT, DISTRIK TEMBAGAPURA KAMPUNG  TSINGA PADA TAHUN 1993-2001.

Oleh : Melcky Beanal

Berikut cerita nyata kejahatan Negara Republik Indonesia melalui Tentara Nasional Indonesia (TNI) Pada Thn 1993 sampai dengan thn 2001, Di Distrik Tembagapura kampung Tsinga. Berikut ceritany.


Pada  tahun 1993 yang lalu TNI Operasi di wilayah tembagapuara kampung tsinga di bawa kaki gunung puncak gartens Nemangkawi, Kampung Tsinga terletak di Distrik Tembagapura bagian barat dari tembagapura.

Inilah ceritanya, Desa Beanekogom pusat pemerintahan kampung Tsinga waktu itu baru mulai buka sekolah di Kampung Tsinga mulai ramai dengan aktifitas persekolaan dan itu awal mulanya pemerintah masuk. Pada waktu itu sekolah baru berumur sekitar  1 thn empat  bulan, Datanglah angota TPN-OPM dibawa pimpinan Kelly Kwalik dan menaikan Bendera Pusaka Bintang Fajar yang berukuran besar dan tebal kainya sampai Tiang Benera Pun ampir saja patah, setelah pengibaran benderah bintang fajar, TPN-OPM Mengatakan kami hanya mengingatkan, karena kami seluruh rakyat west papua tidak sama dengan Pemerintah Indonesia.


Setelah tiga hari kemudian mereka melanjutkan perjalanan kampanye benderah dan perjuangan papua merdeka maupun TPN-OPM itu sendiri menuju ke kampung Hoya,Kampung Jila, Kampung Alamma Sampai Ke Puncak Papua (Ilaga).


Kejadian pengibaran bintang fajar oleh TPN-OPM di Kampung Tsinga didengar oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) Sehingga  derop kekuatan Penuh TNI  di kampung Tsinga dengan mengunakan Helikopter maupun Jalan kaki dari Tembagapura menuju ke kampung Tsinga, Pada waktu itu Masyarakat di kampung itu terauma dan takut sehingga mulai penggungsian ke hutan termasuk Guru-guru SD yang sedang mengajar di SD Inpres Tsinga Beanekogom.


Kampung Tsinga terbagi 8 Kampung dan 8 Gereja terdiri dari, Kampung dan Gereja Beanekogom, Kampung dan Gereja Dolininggokin, Kampung dan Gereja Bewilawak, kampung dan Gereja Emtawaraoki, kampung dan Gereja Miniponogoma, kampung dan Gereja Benganggin, Kampung dan Gereja Atuagama dan kampung dan Gereja Nosolanop. 


Rata-rata Delapan Kampung dan masing-masing  Gereja penggungsian ke Hutan, setelah penggungsian dua hari kemudian Satuan Militer masuk di kampung tsinga dan membabi buta di kampung itu dan terjadi pengejaran terhadap masyarakat sipil habis-habisan dalam operasi tersebut ada beberapa Masyarakat, Kepala Suku Dan Toko Gereja Dibunuh Oleh Militer Indonesia.

Nama-nama korban pada waktu itu adalah: Pertama : Alm. Pdt. Derek Beanal,Sth. Seorang Pendeta baru saja selesai Sekolah Alkitab bahasa daerah Damal di Beoga sekarang Kabupaten Puncak Papua (Ilaga), Pendeta Derek Beanal dibunuh oleh TNI di mata jalan   kebun,  karena TNI Mendahului siap siaga Beliau Hendak megambil makanan di kebun datang namun kedapatan dengan muliterom/ Moncong Senjata sehingga beliau hendak berusaha lari dengan cara membalik belakang sehingga TNI tembak dari belakang akhirnya Tulang belakang Patah dan Tali perut teramburan di tanah, setelah mati TNI Melihat identitas beliau jelas didalam kartu dan Alkitab dalam nokennya  sehingga TNI itu membaringkan beliau yang mati itu dengan baik di depan jalan, sehingga masyarakat mengkuburkan pada hari berikutnya pada pagi hari. 
 
Kedua : Kepala suku Alm.Wingogolan Magal di bunuh di kebunya dekat sungai  maga beanekogom pada siang hari beliau dari pengungsian masuk ambil makan di kebun, namun kedapatan dengan TNI yang jalan operasi dikebun-kebun beliau dibunuh. 

Ketiga : Alm.Yulius Kum di bunuh di kampung mulu pada pagi hari hendak pergi ambil makanan di kebun,TNI Mendahului siap siaga didepan jalan kebun sehingga beliau dapat bunuh.

Keempata : Alm.Netigikal, Nikolaus Beanal dibunuh di pertengaan jalanan oleh TNI  yang jalan kaki dari Tembagapura ke Tsinga. Alm hendak menjaga Tentara agar ibu-ibu bisa ambil makanan dengan aman, namun tentara mendahului melihat dia (Alm) sehingga dapat tembak kepala pecah hancur namun beliau berusaha melarikan diri tetapi tak sanggup sehingga beliau menyembunyikan diri tetapi TNI Kejar sampai menghilangkan nyawanya.


Kelima : Alm. Wonokilang Jawame beliau ditembak Hidup-hidup dan ikat tali Nelon  dikedua kakinya lalu di ikatkan di Belakang kosong mobil merk Toyota milik TNI yang dikhususkan patroli di area PT.FI  tarik dari Mil 67 ke Kampung Banti sekitar 80m.dengan tujuan tunjuk muka ke keluarga, sampai di Banti kepala suku, tokoh adat, tokoh agama mendesak untuk minta mayatnya untuk keluarga dimakamkan tetepi TNI Berkata ini hasil buruhan kami, kami tidak bisa kasi ke kamu keluarga lalu di bawa tarik seperti tadinya lalu menuju ke Tembagapuara, dari Tembagapuara menuju lagi ke pertenggaan jalan tembagapura –timika dekat Terowongan, mencurigakan buang ke tebing pertenggaan jalan Tembagapura-Timika, Kejadian ini sangat tidak manusiawi oleh TNI pada waktu itu, Tarik Manusia diatas batu pasir kirikil perjalanan panjang dari mil 67 ke Kampung banti kulit beliau terkupas-kupas dijalanan itu. Kejadian di distrik Tembagapura . Tembak beliau Alm. Jawame dalam pengibaran benderah Bintang Fajar ,dalam penyerangan TNI Teman-temanya melarikan diri kehutan dan sempat membantu beliau Namun beliau hanya berkata biar sudah saya mati kawan-kawan lari saja cepat penyerangan TNI suadah dekat, maka teman-temanya tinggalkan beliau dan lari.


Pada waktu itu mereka yang ditembak mati itu  tidak dimakamkan dengan Peti mayat maupun tidak pemakaman dengan terhormat,  Masyarakat setempat dikuburkan hanya begitu saja karena ketakutan. Dalam operasi itu juga banyak harta kekayaan seperti binatang peliharaan, Babi, Ayam, Kelinci, Anjing, dibunuh habis-habisan dan kebun-kebun seperti Kebun Pisang, Keladi,Petatas,Tebuh Dll dibabat rata oleh TNI pada saat itu. Tidak hanya itu ada puluhan Rumah Warga yang ada di 8 (Delapan) kampung sekitar 1000 (seribu) lebih rumah di bakar lenyap oleh TNI hanya Gereja saja yang ditinggalkan atau tidak di bakar. 


Ada sekita 5 orang ibu-ibu dan 1 orang pemuda ditangkap dalam operasi itu, kejadian penagkapan terhadap ibu-ibu itu belum diselidiki baik oleh lembaga kemanusiaan, terkait setelah ditangkap diapakan oleh TNI terhadap Ibu-ibu yang dapat tangkap tersebut.


Pada waktu itu karena mendengar kabar kejadian kebrutalan TNI itu, Maka Masyarakat Amungme yang ada di Timika dibawa pimpinan Gerardus Beanal dan Mantan karyawan Malkon (malaria kontrol) sekarang Yan Beanal mendesak PT.Freeport minta Bus Angkutan dan menuju Tembagapura sampai di Tembagapura gabung lagi dengan Masyarakat Amungme di Kampung Banti,  menuju ke Tsinga dan mengamankan kejahatan TNI itu dan Masyarakat Mengumpulkan kembali, masyarakat yang penggungsian di  delapan kampung tersebut semua dikumpulkan kembali ke Beanekogom dimana Pos TNI Berada.

Setelah menyerah dari penggungsian pada waktu itu ada banyak kejadian pembantaian yang dilakukan oleh Militer TNI, di antaranya paksa masyarakat untuk kerja  angkat batu kali dari kali/ sungai beanekogoung dan  sungai makogoung dengan maksud bangun Gereja setelah suda kumpul berhari-hari bakan bulan pembangunan tidak di indahkan bangun Geraja dan ada banyak kejadian –kejadian tindakan kejahatan militer pada waktu kasi Hamil putri-putri kampung tsinga, orangtuanya perotes atas kejadian itu malah todong dengan moleterom senjata, pemukulan terhadap putra – putra daerah di kampung itu. 

 Berita ini kejadian nyata yang terjadi, Mulai pada tahun 1993- 2001, Mohon advokasi kembali atas kejadian ini dari lembaga kemanusiaan.

Penulis Adalah Melcky Beanal Aktivis KNPB westpapuaolem@gmail.com/ beanalelkis@gmail.com/NO.Hanpone: 082238734243.