Foto : Viktor Yeimo Ketua KNPB Kanan & Buktar T Ketua PNWP Kiri |
Buktar Tabuni Ketua PNWP merilis kita harus wajib menghargai kebebasan beribadah setiap agama di muka bumi". Kita tidak boleh melarang beribadah di lingkungan kita berada kepada mereka yang berbeda agama dengan kita.
Untuk itu kami menyikapi bahwa:
- Pelarangan ibadah menggunakan toa kepada saudara-saudara Muslim di Tolikara oleh panitia seminar pemuda GIDI adalah bagian dari pelanggaran hak setiap agama yang beribadah kepada Tuhan dan hal ini adalah urusan internal panitia seminar pemuda GIDI dan umat Muslim di Tolikara untuk itu kita menjaga kebersamaan sesama manusia yang adalah ciptaan Tuhan agar tidak membias ke daerah lain di seluruh Tanah Papua.
- Pendekatan represif yang di lakukan oleh pihak TNI dan Polri kepada panitia seminar pemuda GIDI yang bermaksud koordinasi kepada penggurus musolah di Tolikara yang mengakibatkan 1 pemuda mati di tempat dan 11 orang masih kritis adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
- Dengan demikian maka yang membuat pelarangan ibadah menggunakan toa maupun pelaku penembakan brutal terhadap pemuda GIDI penting untuk di periksa.
- Saya seruhkan kepada yang terhormat pimpinan parlemen rakyat daerah (PRD) Tolikara beserta anggota untuk tidak terlibat dalam masalah internal antara panitia seminar pemuda GIDI dan umat Muslim di Tolikara.
- Saya seruhkan kepada yang terhormat Pimpinan Parlemen Rakyat Daerah (PRD)tolikara beserta anggota untuk tetap menjaga stabilitas keamanan daerah Tolikara, agar semua proses perjuangan bangsa Papua Barat menuju Referendum tidak terganggu karena masalah internal panitia seminar pemuda GIDI dan umat Muslim di Tolikara.
Demikian saran saya, semoga bermanfaat bagi kita sekalian.
Port Numbay, 22 Juli 2015
Parlemenan Nasional West Papua (PNWP)
Ttt
Buchtar Tabuni