Jumat, 09 Januari 2015

CINTA UNTUK MAMA DAN BAPAK

Mama dan Bapa..
Yason Ngelia saat orasi (foto,DOK)

AKu kirimkan cinta tulusku kepada mama dan bapa, di kampung yang telah tandus, yang penduduknya tidak lagi seramah dahulu, yang jalannya tidak lagi selembab dulu, oleh sebab rumput yang hijau, namun telah berasap merah karena debu jalanan, truc pengangkut dan logging yang selalu berisik, sungai dan anak sungainya telah dicemari limbah boiler.

Mama dan bapa sayang, rinduku dalam pada kalian berdua. Seperti Sungai kita yang kabur menyimpan berjuta misteri kehidupan di dalamnya, demikian tidak pernah hatiku meluapkan isinya kepada Mama dan Bapa. Memedamkan rasa rinduku kepada kalian karena berpisah jarak, puluhan gunung dan lembah benar-benar menyesakku.

AKu merindukan semua tentang Mama dan Bapa hari ini, aku haus akan pelukan hangat bersama Mama dan Bapa. Satu hal yang menyirami hatiku disini adalah kasih sayang yang tulus mulia, yang mama dan Bapa berikan padaku sehingga telah mendewasakanku seperti sekarang ini. Cinta tulus kalian bagiku adalah kebenaran yang hakiki yang selalu menuntun ku di perjalanan hidup ini.
Jika ada kekuatiran dalam hati mama dan Bapa, karena aku, tepislah. Karena Tuhan sang pencipta telah menjawab doa-doa mama dan Bapa untuk memeliharaku, menuntunku, dan menumbuhkan rasa cinta yang besar dalam hatiku, sehingga aku sebagai mana ada sekarang ini. Nasehat mama dan Bapa adalah menjadi orang berguna, dapat mandiri dalam hidup.

Mama dan Bapa sayang, Tuhan semesta alam benar-benar mengajarkan kepadaku arti kehidupan disini, kehidupan yang bebas mulia, kehidupaan yang bermakna bagi kehidupuan lain, semua yang ternyata telah tumbuh saat berada bersama Mama dan Bapa. Saat mama harus mengajak aku pergi mengayuh sampan kecil, kegelapan di bevak tengah rimbah raya, makanan seadanya, kedinginan, namun selalu tegar, hal tersebut bertahun-tahun lalu, namun tertanam dan tumbuh berbunga indah dalam jiwaku.

Bukankah ini demi kemanusian, Mama dan Bapa mengajarkan ku makna hidup sebanarnya, saat dimana kita menyelamatkan kehidupan dari kebodohan, keterisolasian, hanya karena panggilan kehidupan. Bahkan darah mama dan Bapa yang mengalir dalamku ini, telah menuntunku mengejar mimpi-mimpi itu, Mimpi tentang kemanusian dan kebebasan sampai hari ini. Terimakasihku tidak terhingga pada kalian berdua.

Salam, anak kalian Yason Ngelia. Gerehu, Port Moreby, 23 Desember 2014, pukul, 04.05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar