Masa aksi Amp yang di bolkade oleh polisi depan bundaran HI jakarta pusat, saat aksi memperingati hari kemerdekaan Negara west Papua 1 desember 2014. (foto, dok merthen goo) |
Kobogaunews, kolonial indonesia, Jakarta - Diskriminasi Rasial dilakukan oleh Polisi Republik
Indonesia terhadap orang asli Papua saat demo damai, senin, 1 Desember 2014, di
Bundaran HI, Jakarta.
Dalam rangka memperingati HUT kemerdekaan Papua yang
ke-53 tahun, tapi juga peringatan sistem penjajahan Indonesia di tanah Papua
dari tahun 1961-2014, Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa
Papua (AMP) menggelar aksi damai di depan Bundaran HI, kemarin, senin, 1
Desember 2014. Aksi tersebut bertujuan ke Istana. Aspirasi ini sesungguhnya
disampaikan pada Presiden baru dalam kepemimpinan baru setelah pelantikan
beberapa bulan lalu.
Sayang-nya, aksi tersebut dilarang oleh Pihak
Kepolisian, sementara, banyak orang yang melakukan aksi, diberikan kesempatan. Menurut
Marthen Goo, “Sangat jelas kalau ada
Diskriminasi Rasial yang dilakukan oleh Polisi. Hal itu bisa kita lihat
dengan, (1). Polisi melarang mahasiswa Papua aksi dengan blokade dan polisi
berusaha memancing konflik untuk mengkriminalkan demo damai; (2). Pernyataan
Komandan Polisi, ‘kami punya pengalaman di Papua’, yang sesungguhnya menegaskan
bahwa upaya mematikan demokrasi di Papua diterapkan di Jakarta, khususnya
kepada Orang asli Papua; (3). Semua orang di Jakarta bebas melakukan aksi
sampai pada tujuan aksi dan waktu yang sudah ditentukan, dan, polisi hanya
mengawal aksi. Untuk Papua, Polisi justru melarang mahasiswa Papua aksi di
Istana, dan Polisi memblokade”.
Tambah Marthen, “ini
sudah sangat terlihat dengan jelas bahwa, upaya mematikan Demokrasi terbukkti
benar dilakukan oleh Negara melalu aparat keamanan mereka. Sementara di daerah
lain selain di Papua, diberikan kebebasan terhadap rakyat dan massa aksi. Ini
membuktikan bahwa Negara melalui aparat sangat ‘Diskriminasi terhadap Rasial’. Hal lain di Papua jika kita
lihat, misal-nya ada penyisiran yang dilakukan atau ada konflik antara TPN dan
Polisi, biasa-nya Polisi menyisir rakyat sipil Papua tak berdosa, sementara
masyarakat di luar Papua diberi perlindungan, penjagaan dan bahkan makan serta
minum. Ini tindakan Diskriminasi Rasial yang sudah dibangun lama di Papua, dan
kini di Jakarta pun nyata dilakukan pada aksi Papua dengan perbedaan aksi”.
Jika Diskriminasi Rasial seperti itu dipertahankan
terus menerus, dikawatirkan Bangsa Papua akan lebih cepat dibuat punah di
Negara Indonesia ini. (Atmin. Suara Kaum Tak Bersuara/Marthen Goo /Kobogaunews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar