Lena Daby (foto Pribadi FB) |
KOBOGAUNEWS, Yogyakarta --- Salah satua Mahasiswa Papua pengrajin Noken Papua ,Pascalena Daby, seorang Mahasiswi asal Jayawijaya, Papua, yang sedang
menimbah ilmu di kota Yoyakarta, mengajak seluruh
Perempuan Papua serta masyarakat Papua untuk selamatkan Noken Papua dari
kepunahan, Noken juga sebagai warisan budaya bangsa Papua dan sumber kehidupan Orang Papua . {kamis 25 Juli 2014},
Malama.
Seiring dengan perkembangannya, Noken mulai dirajut dengan
berbagai macam ukuran, bentuk, warna serta dengan menggunakan bahan-bahan yang
lebih modern seperti benang nelon berwarna, sesuai dengan kebutuhan. Saat ini,
banyak pengerajin noken asli Papua yang merajut noken dalam ukuran yang lebih
kecil, dengan tujuan untuk dijadikan tas bagi anak-anak sekolah ataupun
mahasiswa, untuk digunakan sebagai pengganti tas guna mengisi berbagai peralatan
sekolah ataupun kampus”,Kata Daby.
“Untuk menjaga keberlangsungan dan kelestarian noken
sebagai salah satu warisan budaya leluhur bangsa Papua, Lena Daby selaku
Mahasiswi dan juga sebagai seorang perempuan Papua yang peduli akan
keberlangsungan Noken, saat ini Lena sedang berusahan mengajak sejumlah
mahasiswi Papua di kota Yogyakarta, untuk mulai mempelajari keterampilan
membuat Noken, sebab menurut Lena, keterampilan membuat noken merupakan suatu
keterampilan yang wajib dan harus diketahui oleh seluruh perempuan Papua “.
Saat ini, Lena beserta beberapa temannya yang dia
latih, telah berhasil merajut beberapa noken, dengan berbagai macam ukuran dan
warna, yang dapat digunakan sebagai tas kampus ataupun tas untuk digunakan
dalam keseharian.
Kami telah merajut beberapa macam noken dengan berbagai
ukuran dan warna, jadi jika ada yang berminat untuk memiliki noken, silahkan
hubungi kami, selain itu, kami juga siap menerima pesanan pembuatan noken,
sesuai dengan ukuran, warna dan motif yang dipesan", Kata Lena
"keterampilan membuat noken, harus diketahui oleh
seluruh perempuan Papua, maka ketrampilan ini harus mulai diajarkan kepada
seluruh anak-anak perempun, sejak usia kini, agar keberlangsungan noken dapat
tetap terjaga sebagai sebuah warisan budaya leluhur bangsa Papua"
“Noken yaitu tas tradisional
masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit
kayu. Sama dengan tas pada umumnya tas ini digunakan untuk membawa barang-barang
kebutuhan sehari-hari”
“Masyarakat Papua biasanya menggunakannya untuk
membawa hasil-hasil pertanian seperti sayuran, umbi-umbian dan juga untuk
membawa barang-barang dagangan ke pasar. Karena keunikannya yang dibawa dengan
kepala, noken ini di daftarkan ke UNESCOsebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia dan
pada 4 desember 2012 ini, noken khas masyarakat Papua ditetapkan sebagai
warisan kebudayaan tak benda UNESCO”.
"Pengakuan UNESCO ini akan mendorong upaya
melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken, yang dimiliki oleh lebih
dari 250 suku bangsa di Provinsi Papua dan Papua Barat," (www.wikipedia.org)”
Ungkapan, Titus Pekey, "Mari kita selamatkan
Noken dan mama Papua, karena di dalam noken dan mama mempunyai ilmu hidup dari
komunitas bangsa yang hidup.
Titus Pekey mengatakan, "Mama dan Noken Papua berpesan bahwa anak-anakku jangan kamu paksakan diri menjadi orang lain, tetapi cintailah dan jadilah dirimu sendiri dan lakukan yang terbaik untuk negerimu." Kata dia, noken mempunyai warna tersendiri yang menjelaskan warna dan identitas setiap orang Papua”.[Atmin, KOBOGAUNEWS / W Kobogau].
Titus Pekey mengatakan, "Mama dan Noken Papua berpesan bahwa anak-anakku jangan kamu paksakan diri menjadi orang lain, tetapi cintailah dan jadilah dirimu sendiri dan lakukan yang terbaik untuk negerimu." Kata dia, noken mempunyai warna tersendiri yang menjelaskan warna dan identitas setiap orang Papua”.[Atmin, KOBOGAUNEWS / W Kobogau].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar