Jumat, 25 Juli 2014

LENA DABY’’ BANGSA PAPUA SELAMATKAN NOKEN PAPUA DARI KEPUNAHAN

Lena Daby (foto Pribadi FB)
KOBOGAUNEWS, Yogyakarta --- Salah satua Mahasiswa Papua pengrajin Noken Papua ,Pascalena Daby, seorang Mahasiswi asal Jayawijaya, Papua, yang sedang menimbah ilmu di kota Yoyakarta, mengajak seluruh Perempuan Papua serta masyarakat Papua untuk selamatkan Noken Papua dari kepunahan, Noken juga sebagai warisan budaya bangsa Papua dan sumber kehidupan Orang Papua . {kamis 25 Juli 2014}, Malama.

Seiring dengan perkembangannya, Noken mulai dirajut dengan berbagai macam ukuran, bentuk, warna serta dengan menggunakan bahan-bahan yang lebih modern seperti benang nelon berwarna, sesuai dengan kebutuhan. Saat ini, banyak pengerajin noken asli Papua yang merajut noken dalam ukuran yang lebih kecil, dengan tujuan untuk dijadikan tas bagi anak-anak sekolah ataupun mahasiswa, untuk digunakan sebagai pengganti tas guna mengisi berbagai peralatan sekolah ataupun kampus”,Kata Daby.
“Untuk menjaga keberlangsungan dan kelestarian noken sebagai salah satu warisan budaya leluhur bangsa Papua, Lena Daby selaku Mahasiswi dan juga sebagai seorang perempuan Papua yang peduli akan keberlangsungan Noken, saat ini Lena sedang berusahan mengajak sejumlah mahasiswi Papua di kota Yogyakarta, untuk mulai mempelajari keterampilan membuat Noken, sebab menurut Lena, keterampilan membuat noken merupakan suatu keterampilan yang wajib dan harus diketahui oleh seluruh perempuan Papua “.
Saat ini, Lena beserta beberapa temannya yang dia latih, telah berhasil merajut beberapa noken, dengan berbagai macam ukuran dan warna, yang dapat digunakan sebagai tas kampus ataupun tas untuk digunakan dalam keseharian.
Kami telah merajut beberapa macam noken dengan berbagai ukuran dan warna, jadi jika ada yang berminat untuk memiliki noken, silahkan hubungi kami, selain itu, kami juga siap menerima pesanan pembuatan noken, sesuai dengan ukuran, warna dan motif yang dipesan", Kata Lena
"keterampilan membuat noken, harus diketahui oleh seluruh perempuan Papua, maka ketrampilan ini harus mulai diajarkan kepada seluruh anak-anak perempun, sejak usia kini, agar keberlangsungan noken dapat tetap terjaga sebagai sebuah warisan budaya leluhur bangsa Papua"
“Noken yaitu tas tradisional masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu. Sama dengan tas pada umumnya tas ini digunakan untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari”
“Masyarakat Papua biasanya menggunakannya untuk membawa hasil-hasil pertanian seperti sayuran, umbi-umbian dan juga untuk membawa barang-barang dagangan ke pasar. Karena keunikannya yang dibawa dengan kepala, noken ini di daftarkan ke UNESCOsebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia dan pada 4 desember 2012 ini, noken khas masyarakat Papua ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda UNESCO”.
"Pengakuan UNESCO ini akan mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken, yang dimiliki oleh lebih dari 250 suku bangsa di Provinsi Papua dan Papua Barat," (www.wikipedia.org)”
Ungkapan, Titus Pekey, "Mari kita selamatkan Noken dan mama Papua, karena di dalam noken dan mama mempunyai ilmu hidup dari komunitas bangsa yang hidup.

Titus Pekey  mengatakan, "Mama dan Noken Papua berpesan bahwa anak-anakku jangan kamu paksakan diri menjadi orang lain, tetapi cintailah dan jadilah dirimu sendiri dan lakukan yang terbaik untuk negerimu." Kata dia, noken mempunyai warna tersendiri yang menjelaskan warna dan identitas setiap orang Papua”.[Atmin, KOBOGAUNEWS / W Kobogau].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar