Kamis, 20 Maret 2014

MAMA-MAMA PAPUA MINTA KEJELASAN PEMBANGUNAN PASAR PERMANEN

Ilustrasi pemberdayaan ekonomi melalui Pasar Mama – Mama Papua (Jubi/Eveerth)

Jayapura, 16/1 (Jubi)- Puluhan Mama-mama pedagang asli Papua yang dikoordinir oleh Solidaritas Pedagang Asli Papua (Solpap) mendatangi kantor Dwan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) untuk meminta kejelasan terkait pembangunan pasar untuk mama-mama Papua yang molor dari waktu ke waktu dan dari pemerintah ke pemerintah.

“Sudah sepuluh tahun lebih kami menunggu pemerintah menepati janji untuk membangun pasar permanen bagi mama-mama kami tetapi sampai saat ini tidak pernah ditepati. Kami minta supaya pemerintah perhatikan nasib pasar mama-mama yang sudah melahirkan dan membesarkan anak-anak yang duduk di DPR maupun gubernur,” kata Welly, salah satu pendamping di Pasar Mama-Mama Papua, saat berorasi di kantor DPRP bersama puluhan mama-mama pada malam ini.

“Kami minta pembangunan pasar mama-mama Papua ini harus dibangun dalam tahun 2014 ini. Mama-mama sudah bosan. Sudah bosan menunggu, sudah bosan teriak-teriak untuk dibangunkan pasar yang layak. Juga kami minta agar DPRP membuat Perdasi dan Perdasus untuk membatasi sayur mayur yang dijual oleh mama-mama agar tidak lagi dijual lagi oleh orang pendatang,” tegas Welly dihadapan puluhan mama-mama.

Koordinator mama-mama pasar Papua, Yuliana Pigai mengungkapkan hal yang sama.

“Kami harapkan itu anak-anak kami yang lagi duduk di DPRP dan Gubernur realisasikan mereka punya janji tapi sampai hari ini belum pernah ditepati,” katanya dengan kesal.

Lanjut mama Pigai pasar mama-mama ini adalah salah satu perjuangan panjang untuk mencari makan dan untuk membiayai sekolah anak-anak tapi itu pun tidak pernah dimengerti.

Sekedar informasi, malam ini puluhan mama-mama pedagang asli papua yang dikoordinir oleh Solidaritas Pedagang Asli Papua medatangi kantor DPRP untuk meminta kejelasan pembangunan pasar permanen bagi mama-mama Papua. Juga perlu diketahui bahwa pada malam ini DPRP dan pemerintah provinsi sedang melakukan sidang paripurna untuk penganggaran tahun 2014. (Jubi/Arnol Belau)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar