![]() |
Ketua Sinode Kingmi Papua, Pdt Benny Giay (Jubi/Indrayadi TH) |
Jayapura, 20/3 (Jubi) – Ketua Sinode Gereja Kemah Injili
(Kingmi) di Tanah Papua, Pdt. Dr. Benny Giay menyesalkan tindakan yang
dilakukan aparat keamanan dengan memalang jalan sehingga para gembala
tak dapat melayat di rumah duka korban yang tertembak oleh oknum polisi
saat bentrok warga di Mimika.
“Kemarin tanggal 17 Maret 2014, kami sebagai gembala bermaksud
mengunjungi keluarga dari pendeta jemaat kami yang tertembak oleh oknum
polisi pada 11 Maret lalu di Timika. Tetapi kami diusir polisi yang
sudah memalang jalan di Kuala Kencana,” kata Benny dalam jumpa persnya
di Kantor Sinode Kingmi di Tanah Papua, Kota Jayapura, Papua, Kamis
(20/3).
Benny mengatakan, kejadian ini
bukan kali pertama terjadi di tanah Papua. Pada tahun lalu dirinya juga
mendapatkan perluan serupa, yakni 16 – 17 Juli 2012 lalu, saat pihaknya
bermaksud untuk menemui umat yang bentrok. Kedua belah pihak sudah
menunggu pihaknya untuk berbicara kepada mereka secara terpisah dari
hati ke hati sebelum berbicara tentang akar-akar persoalan.
“Tapi pagi-pagi jam lima, TNI-Polri sudah menggelar apel dan jam enam
mereka sudah bergerak ke lokasi dari kedua kubu lalu melakukan
penggeledahan dari rumah ke rumah membuat masyarakat terpencar dan
menggagalkan rencana pertemuan kami dengan umat kami,” jelas Benny.
Menurut Benny, hal ini perlu disampaikan karena pihaknya menilai akar persoalan Papua adalah persoalan antara dua kebudayaan, pemahaman dan penafsiran terhadap sejarah yang berbeda satu dengan yang lain.
“Persoalan itu hanya bisa diselesaikan dengan dialog. Hentikan segala bentuk kebijakan yang dilakukan untuk menghabiskan Papua secara perlahan tetapi pasti,” tutur Benny.
Atas dasar itulah, menurut Benny, pihaknya mengeluarkan surat terbuka
terkait bentrok di Kabupaten Mimika dan secara keseluruhan di tanah
Papua. Surat itu juga dilayangkan kepada Presiden RI, Kapolda Papua dan
Pangdam XVII Cenderawasih
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Sulistyo Pudjo Hartono saat
dikonfirmasi terkait hal tersebut melalui telepon selulernya untuk
sementara belum bisa dihubungi. “Saya sedang rapat,” tulisnya dalam
Short Masage Service (SMS) kepada media ini saat menolak untuk ditelepon, Kamis (20/3).
Saat di tanya soal pemalangan dan pemeriksaan dari aparat keamanan di
jalan masuk rumah duka korban penembakan di Mimika? Pudjo mengaku belum
mengetahui adanya pemalangan tersebut. “Saya belum tahu,” kata Pudjo
melalui pesan singkatnya yang kedua. (Jubi/Indrayadi TH)
Sumber : http://tabloidjubi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar