KRBPB di Jakarta Minta PBB Fasilitasi Refrendum untuk Papua Barat. Foto: MS. |
Jakarta, MAJALAHSELANGKAH -- Dalam rangka mendukung perdana
menteri Republik Vanuatu, Moana Carcasses Kalosil yang menyampaikan
masalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di tanah Papua
dalam sidang HAM PBB di Jenewa pada Selasa (4/03/14), puluhan
mahasiswa asal Papua yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Bangsa Papua
Barat (KRBPB) menggelar aksi damai di bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Kedutaan PBB di Jakarta hada hari yang sama.
Pantauwan majalahselangkah.com, aksi damai mulai sekitar jam 9:00 WIB. Sebelum melakukan demonstrasi, terlihat puluahan massa aksi membentangkan sebuah spanduk besar dengan tulisan "Terima kasih kepada perdana menteri Vanuatu yang telah menyuarakan jeritan Bangsa Papua Barat di sidang HAM PBB."
Poster yang dibawa masa aksi bertulisan, "Indonesia segera hentikan pelanggaran HAM di Tanah Papua." Beberapa poster berisi tuntutan juga tampak diperlihatkan mereka.
"Bangsa Papua bukan separatis, pengacau keamanan dan makar, bukan juga teroris,stop stigma terhadap orang Papua," teriak kordinator aksi, Penias Somou, di sela-sela aksi.
"Kami orang Papua diperlakukan seperti binatang buruan oleh Militer Indonesia (TNI/POLRI) di atas tanah air kami sendiri, milik kepunyaan kami sendiri, tanah leluhur kami sendiri. Kami ditahan paksa, dipenjarakan, dianiaya, diperkosa dan tembak mati justru di atas tanah air kami sendiri," lanjut Somou dalam orasi.
Selanjutnya,sekitar jam 11:00 WIB, massa aksi keliling bundaran HI sambil menyanyi dengan lagu-lagu perjuangan kemerdekaan Bangsa Papua, diiringi gitar. Terlihat, di bawah pengawalan polisi di bundaran HI, teriakan "Papua Merdeka" dari pendemo bertubi-tubi disambut massa aksi dengan teriakan yang sama.
Usai keliling bundaran HI, massa aksi diarahkan ke kantor kedutaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Setelah sampai, masa aksi melakukan orasi dan pembacaan pernyataan sikap oleh perwakilan koorinator aksi, Wenas Kobogau.
Pertama, KRBPB menyampaikan ucapan terimakasih kepada masyarakat Vanuatu secara khusus perdana menterinya, tuan Moana Carcasses Kalosil yang telah menyampaikan pidato tentang jeritan dan penderitaan rakyat bangsa Papua Barat pada forum internasional, yakni di sidang dewan HAM PBB.
Kedua, meminta Indonesia menghentikan kejahatan kemanusiaan yang berlangsung di tanah Papua Barat dan segera tarik militer organik maupun non oragnik dari tanah air Papua Barat.
Ketiga, PBB agar segera mengirim pelapor khusus (special reporture) ke Tanah Papua untuk menyelidiki kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Indonesia.
Empat, KPBPB minta Indonesia segera buka akses jurnalis internasional untuk meliput di Papua, dan para aktivis LSM internasional diizinkan untuk berkunjung ke tanah Papua agar melihat persoalan Papua secara langsung dan objektif.
Kelima, menegaskan bahwa rakyat Papua Barat sudah siap menyelenggarakan referendum ulang. PBB diminta untuk segera memfasilitasinya.
Setelah pembacaan pernyataan sikap,sekitar jam 11:40 WIB, masa aksi membubarkan diri.(Mateus Badii/MS)
Pantauwan majalahselangkah.com, aksi damai mulai sekitar jam 9:00 WIB. Sebelum melakukan demonstrasi, terlihat puluahan massa aksi membentangkan sebuah spanduk besar dengan tulisan "Terima kasih kepada perdana menteri Vanuatu yang telah menyuarakan jeritan Bangsa Papua Barat di sidang HAM PBB."
Poster yang dibawa masa aksi bertulisan, "Indonesia segera hentikan pelanggaran HAM di Tanah Papua." Beberapa poster berisi tuntutan juga tampak diperlihatkan mereka.
"Bangsa Papua bukan separatis, pengacau keamanan dan makar, bukan juga teroris,stop stigma terhadap orang Papua," teriak kordinator aksi, Penias Somou, di sela-sela aksi.
"Kami orang Papua diperlakukan seperti binatang buruan oleh Militer Indonesia (TNI/POLRI) di atas tanah air kami sendiri, milik kepunyaan kami sendiri, tanah leluhur kami sendiri. Kami ditahan paksa, dipenjarakan, dianiaya, diperkosa dan tembak mati justru di atas tanah air kami sendiri," lanjut Somou dalam orasi.
Selanjutnya,sekitar jam 11:00 WIB, massa aksi keliling bundaran HI sambil menyanyi dengan lagu-lagu perjuangan kemerdekaan Bangsa Papua, diiringi gitar. Terlihat, di bawah pengawalan polisi di bundaran HI, teriakan "Papua Merdeka" dari pendemo bertubi-tubi disambut massa aksi dengan teriakan yang sama.
Usai keliling bundaran HI, massa aksi diarahkan ke kantor kedutaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Setelah sampai, masa aksi melakukan orasi dan pembacaan pernyataan sikap oleh perwakilan koorinator aksi, Wenas Kobogau.
Pertama, KRBPB menyampaikan ucapan terimakasih kepada masyarakat Vanuatu secara khusus perdana menterinya, tuan Moana Carcasses Kalosil yang telah menyampaikan pidato tentang jeritan dan penderitaan rakyat bangsa Papua Barat pada forum internasional, yakni di sidang dewan HAM PBB.
Kedua, meminta Indonesia menghentikan kejahatan kemanusiaan yang berlangsung di tanah Papua Barat dan segera tarik militer organik maupun non oragnik dari tanah air Papua Barat.
Ketiga, PBB agar segera mengirim pelapor khusus (special reporture) ke Tanah Papua untuk menyelidiki kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Indonesia.
Empat, KPBPB minta Indonesia segera buka akses jurnalis internasional untuk meliput di Papua, dan para aktivis LSM internasional diizinkan untuk berkunjung ke tanah Papua agar melihat persoalan Papua secara langsung dan objektif.
Kelima, menegaskan bahwa rakyat Papua Barat sudah siap menyelenggarakan referendum ulang. PBB diminta untuk segera memfasilitasinya.
Setelah pembacaan pernyataan sikap,sekitar jam 11:40 WIB, masa aksi membubarkan diri.(Mateus Badii/MS)
Sumber : http://majalahselangkah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar