foto bersama |
Jayapura,
21/2 (Jubi) – Atas nama Gubernur Provinsi Papua, Kepala Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Papua, Annike Rawar
menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kehadiran buku karya Elsham dan
AJAR “ Merentang Juang, Suara Perempuan Pejuang Penyintas Kekerasan” .
Karya
keroyokan dari enam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) itu, mengisahkan
perempuan pejuang di delapan wilayah rawan konflik di Timor Leste dan Indonesia, termasuk Papua.
“Kami
sangat mendukung kehadiran buku ini. Kita akui, kekerasan masih terjadi
sampai sekarang, bukan hanya di Papua tetapi hampir di seluruh Indonesia” kata Annike mewakili sambutan Gubernur Papua, saat peluncuran buku itu, baru-baru ini.
Menurutnya,
kehadiran buku ini juga menyadarkan tentang harapan-harapan yang belum
tercapai sekaligus mengundang banyak pihak untuk berkontribusi positif
dan bermanfaat terhadap para pelaku korban kekerasan.
Ferry
Marisan , Direktur Elsham Papua dalam sambutannya mengatakan,
penelitian ini dimaksudkan untuk mengadvokasi kekerasan yang lebih
khusus dialami oleh perempuan Papua sejak 1963 dengan mengambil sampel
wilayah Biak dan Genyem.
Penelitian
itu bertujuan memperdalam pengetahuan tentang kekerasan terhadap
perempuan pada masa konflik, turut merasakan bagaimana perempuan
mengalami impunitas dalam kehidupan sehari-hari dan bersama korban
mencari jalan agar mereka menjadi aktor perubahan atas persoalan yang
dialami.
Atas semua itu, menurutnya dialog merupakan salah satu langkah yang baik. Menghadirkan korban kekerasan dengan pemerintah untuk saling bahas, bagaimana mengatasi penderitaan yang berkepanjangan itu secara bersama-sama.
“Selain
itu, pembentukan pengadilan Ad Hoc, pengesahan Raperdasus, implementasi
pasal-pasal Otsus secara maksimal, penyediaan fasiltas yang layak dan
nyaman, memperhatikan ekonomi korban merupakan tuntutan yang mesti
dipenuhi oleh pemerintah baik pusat maupun provinsi,” katanya. (Jubi/Meki Wetipo)
Sumber : http://tabloidjubi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar