Logo UNICEF. Foto: www.unicef.ge |
KOLONIAL INDONESIA Jakarta, /Antara – Organisasi naungan PBB untuk anak-anak,
UNICEF, mencatat bahwa angka kematian balita di Indonesia menurun
signifikan, yakni dari 84 kematian per seribu kelahiran pada 1990
menjadi 27 kematian per seribu kelahiran pada 2015.
“Menyelamatkan nyawa jutaan dalam 25 tahun terakhir merupakan sebuah
pencapaian besar untuk Indonesia,” kata Kepala Perwakilan UNICEF
Indonesia, Gunilla Olsson, melalui keterangan tertulis yang diterima di
Jakarta, Rabu (16/9/2019).
Menurut laporan terbaru dari UNICEF Global, penurunan ini telah
menyelamatkan lebih dari lima juta anak Indonesia yang mungkin akan
meninggal dunia jika angka kematian tetap pada level di tahun 1990.
Sebanyak 395.000 anak di Indonesia pada 1990 diperkirakan meninggal
sebelum sempat menginjak usia 5 tahun, sedangkan tahun ini berkurang
hingga 147.000 anak.
Karenanya, UNICEF menyayangkan masih ada sekitar 150.000 anak
Indonesia yang kemungkinan meninggal setiap tahun sebelum merayakan hari
ulang tahun mereka yang kelima.
Namun di sisi lain, masih ada tingginya disparitas di Indonesia
dengan munculnya data yang menyatakan bahwa kematian anak di Papua tiga
kali lebih tinggi dari di Jakarta.
“Hampir separuh dari kematian balita terjadi dalam satu bulan pertama
setelah kelahiran dan bisa dikaitkan pada komplikasi dari kelahiran
prematur dan infeksi parah,” kata Gunilla.
Anak Indonesia juga masih dihadapi kekhawatiran tumbuh kerdil karena
menderita kekurangan nutrisi berlebihan serta kesehatan anak yang buruk
akibat buruknya sanitasi dan sekitar 52 juta orang Indonesia buang air
besar sembarangan.
Adapun solusi sederhana dengan biaya yang minim untuk mendorong
berkurangnya angka kematian balita, antara lain perluasan jangkauan
imunisasi, pemberian vitamin A, ASI eksklusif, dan pengobatan yang tepat
terhadap penyakit umum.
Pemberian rehidrasi oral atau cairan elektrolit dan zat besi untuk
diare serta penggunaan vaksin baru yang belum diperkenalkan di
Indonesia, menurut Gunilla, bisa mengurangi angka kematian secara jangka
panjang. (*)
Jubi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar