Aktivis AMP saat berorasi meminta Pembebasan Papua (Merdeka) depan Gedung Sate Bandung (foto' Yoga ZaraAndritra) |
Hal yg paling revolusioner buatku saat ini adalah bangun pagi. Bangun siang memang gerah, lagi lagi enaknya menulis puisi:
Ia sedang bimbang
Hampir menyerah mencintaimu
Mencintai artinya siyap menelan mentah mentah kebaikan dan keburukanmu
Pepatah kawanku "laut tak bisa memilah mana bangkai mana daging segar"
Jika ia laut siyap siyaplah menerima segalanya
Kebenaran sedang pelan-pelan membukakan pintu untuknya
Ia harus masuk dan menerima semuanya
Itulah cinta
Cinta tidak berdiri di atas kebohongan yang bertumpuk-tumpuk
Cinta juga tidak dibangun di atas perasaan kebendaan
Yang menghasilkan rasa kepemilikan yang akut serta kesengsaraan
Onih situasi zaman dan tiadanya bapa telah membuatmu seperti ini
Kau terlunta lunta, diombang ambing perasaan yang tak bertujuan
Kau butuh laut
Yang bisa menerima kapal hatimu berlayar ke arah yang tepat
Ia sedang bimbang
Hampir menyerah mencintaimu
Mencintai artinya siyap menelan mentah mentah kebaikan dan keburukanmu
Pepatah kawanku "laut tak bisa memilah mana bangkai mana daging segar"
Jika ia laut siyap siyaplah menerima segalanya
Kebenaran sedang pelan-pelan membukakan pintu untuknya
Ia harus masuk dan menerima semuanya
Itulah cinta
Cinta tidak berdiri di atas kebohongan yang bertumpuk-tumpuk
Cinta juga tidak dibangun di atas perasaan kebendaan
Yang menghasilkan rasa kepemilikan yang akut serta kesengsaraan
Onih situasi zaman dan tiadanya bapa telah membuatmu seperti ini
Kau terlunta lunta, diombang ambing perasaan yang tak bertujuan
Kau butuh laut
Yang bisa menerima kapal hatimu berlayar ke arah yang tepat
7 September 2015
kARYA Yoga ZaraAndritra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar