Pertemuan antara delegasi Menlu Indonesia dan Menlu PNG. Foto: kemlu.go.id |
Satu: Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno L.P. Marsudi, dan Menteri Luar Negeri Papua Nugini, Hon. Rimbink Pato, telah melakukan pertemuan bilateral resmi pertama di Port Moresby, Papua Nugini, pada tanggal 27 Februari 2015.
Dua: Kunjungan ini merupakan kesempatan pertama kalinya Menlu Retno Marsudi ke Papua Nugini dan termasuk salah satu dari kunjungan bilateral resmi pertama yang dilakukan sejak dilantik pada bulan Oktober 2014. Hal ini merupakan cerminan dari kedekatan dan pentingnya hubungan bilateral antara Indonesia dengan Papua Nugini, sekaligus juga merefleksikan komitmen tegas Indonesia untuk memperkuat hubungan, kerja sama, serta kontribusi bagi pembangunan di kawasan Pasifik.
Tiga: Kedua Menlu mengakui kepentingan strategis yang ada dari hubungan khusus antara Indonesia dengan Papua Nugini, dengan memperhatikan lokasi geografis serta latar belakang dan warisan budaya Melanesia yang dimiliki oleh kedua negara. Kedua Menlu menekankan bahwa hubungan bilateral antara kedua negara didasarkan pada prinsip saling menguntungkan dan saling menghormati integritas teritorial.
Empat: Di dalam pertemuan telah dibicarakan cara dan upaya untuk lebih meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan Papua Nugini dalam kerangka Kemitraan Strategis yang disetujui di tahun 2013. Untuk itu, kedua Menlu telah menyetujui untuk meningkatkan upaya dalam rangka merealisasikan tujuan-tujuan yang telah disepakati pada Plan of Action tahun 2013, terutama di bidang kerja sama ekonomi, pemajuan konektivitas serta hubungan antar masyarakat (people-to-people), peningkatan manajemen perbatasan serta penguatan kerja sama di bidang peningkatan kapasitas dan bantuan teknis.
Lima: Kedua Menlu menekankan pentingnya mendorong upaya peningkatan perdagangan, termasuk di pasar perbatasan. Walaupun nilai perdagangan kedua negara pada tahun 2009 2013 telah bertumbuh sebesar 18,73%, kedua Menlu menggarisbawahi bahwa masih terdapat banyak kesempatan yang dapat diraih. Untuk itu, mereka akan meningkatkan upaya untuk mendorong sektor swasta dalam melakukan perdagangan dan investasi lintas batas yang lebih besar.
Enam: Di bidang hubungan antar masyarakat, kedua Menlu menyetujui untuk mendorong kerja sama di bidang kepemudaan dan olahraga, pendidikan, serta hubungan antar-budaya dan antar-masyarakat di daerah perbatasan. Mereka juga mendiskusikan upaya untuk meningkatkan pariwisata dan bisnis lintas batas melalui konektivitas yang lebih baik, antara lain dengan memajukan transportasi udara, infrastruktur jalan di daerah perbatasan serta fasilitas visa-on-arrival.
Tujuh: Kedua Menlu menyambut baik rencana peresmian tugu perbatasan Indonesia-Papua Nugini serta kantor Border Development Agency (BDA) di perbatasan Skouw-Wutung di tahun ini.
Delapan: Sebagai bentuk realisasi dari komitmen Indonesia sebesar US$ 20 juta untuk program pengembangan kapasitas bagi negara-negara MSG, kedua Menlu sepakat bahwa tim teknis akan melakukan pertemuan pada tahun ini untuk mendiskusikan ruang lingkup kerja sama pengembangan kapasitas yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pembangunan Papua Nugini. Menlu RI juga memberikan mesin pemroses kerang dan modul bagi pelatihan UMKM untuk membuat perhiasan berbahan dasar kerang, yang rencananya akan dilaksanakan tahun ini di Papua New Guniea.
Sembilan: Terkait isu-isu regional, Menlu Retno Marsudi menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendukung Keketuaan Papua New Guinea di APEC pada tahun 2018, sebagaimana diputuskan dalam APEC Leaders Declaration di Beijing tahun lalu.
Sepuluh: Menlu Papua Nugini menyepakati bahwa sebagai bagian dari keterlibatan Indonesia yang semakin kuat di MSG, pihaknya akan mengintensifkan komunikasi mengenai isu-isu terkait dengan MSG. Kedua Menlu akan mendorong saling kunjung, kontak, dan konsultasi secara reguler antara Indonesia dan Anggota MSG. Menlu Papua Nugini akan menyampaikan undangan bagi Menlu RI untuk hadir di Pacific Islands Forum pada 7-11 September 2015 di Port Moresby, Papua New Guinea.
Sebelas: Menlu RI juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Papua Nugini, Hon. Peter O Neill. Pada kesempatan tersebut, baik Perdana Menteri Papua Nugini maupun Menlu RI, menyepakati bahwa selama beberapa dekade ini, hubungan bilateral antara kedua negara telah semakin dalam dan dewasa, sehingga kedua pihak saat ini merasa yakin untuk membahas isu apapun secara terbuka dan jujur, termasuk isu-isu yang sensitif bagi kedua negara, tanpa menimbulkan dampak yang merugikan bagi keseluruhan hubungan kedua negara yang bertetangga dekat.
Dua belas: Kedua Pihak menggarisbawahi pentingnya kedua Pemerintah untuk membuka komunikasi dan mencapai kesepahaman yang sama untuk memajukan seluruh isu-isu kerja sama bilateral kedua negara. Dalam konteks ini, Perdana Menteri Papua Nugini menyambut baik usulan Menlu RI untuk mengintensifkan komunikasi terbuka antara Papua Nugini dengan Indonesia sebagai dua tetangga dekat melalui pembentukan hotline di antara kedua Menlu.
Tiga Belas: Menlu RI menyampaikan undangan dari Presiden RI kepada Perdana Menteri Papua Nugini untuk menghadiri Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika 1955 dan 10 Tahun Kemitraan Strategis Asia-Afrika pada tanggal 19-24 April 2015.
Empat Belas: Menlu RI menyampaikan penghargaannya atas sambutan hangat dan penerimaan yang sangat baik terhadap Menlu RI beserta seluruh delegasi Indonesia selama kunjungan di Port Moresby.
Admin/KOBOGAUNEWS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar