Sabtu, 07 Februari 2015

MAMA PASAR

Mama Papua Sedang berjualan di Pasar Foto Ist
Oleh:  Andreas M. Yeimo 

Mama Pasar adalah sebuah judul yang dinnyakin oleh group Bend asal Papua “Gejolak.” Sebuah kisaran lagu ini berisi tentang penderitaan yang di alami oleh mama-mama Papua, yang berjualan di pinggiran troar jalan, dengan terik matahari yang panas di lokasi transaksi jual beli. Harapan supaya pemerintah membuka mata dan segera mengetuk  pintu hati, agar  supaya bisa melihat derita mama-mama Papua.

Berikut ini lirik Lagu.

 “Rasa sakit di dalam hati, bila koo traa peduli kitorang,  aku ini mau anak mengapa kau begitu”

Hal yang sering membuat hati seorang mama bahagia bukanlah harta melainkan aklak seorang anak yang mulia. Hamparan hati mama Papua melonjong, impian dan doa  mama Papua tidak di kabulkan,  jaualan tidak di perhatikan dan tidak di lindungi dengan Peraturan Daerah (Perda), tuan penguasa wilayah, mama Papua berjualan sebagai tulang punggung keluarga dan membiyayai anak untuk sekolah.

“Pesan sudah mama  kasitau berjualan di pinggir jalan, Pesan sudah mama cerita,  menahan Panas dan dingin”.

Kasih sayang tanpa mengaharapkan balasan, serta tak akan terbalas adalah kasih sayang seorang  mama,Membisu pilihn sejenak adalah sikap balik anak  pemerintah daerah terhadap mama yang sedang berjualan di pinggiran trotoar jalan.

Dalam senyum mama sembunyikan letihnya diterik matahari untuk keluargannya, derita siang dan malam menimpahmu, tidak ada sedikit imbalan  balas jasa yang diberikan kepada mama-mama yang sedang berjualan di pinggiran Pasar.

“Kami mama-mama pasar, kami bukan meminta-minta,  ini hasil keringat kami, bukan seperti dorang.”
 
Mama akan terus menyangi anaknya walaupun anaknnya telah tumbuh dewasa, tetapi anak yang sudah dewasa dan sudah bekerja belom tentu sanggup untuk membantu melihat mamanya yang sedang meminta tolong. Mama Papua bukan seorang pengamen yang harus meminta-meminta, seperti mama-mama di luar Daerah Papua. mama Papua berjualan dengan keringatnnya untuk membiyayai kelaurga dan anaknnya untuk sekolah.

Papua kaya akan sumber daya alamnya, namun bukan rakyat asli Papua yang memilikinya. Dapat diihat dalam perkembangan Ekonomi di Papua, banyak toko,ruko,mall – mall, yang tidak dimiliki oleh masyarakat pribumi  yang mempunyai tanah. Kenyataan saat ini, penderitaan yang dialami oleh mama – mama pedagang asli Papua, sudah lama.

Mama – mama semakin terpinggirkan oleh penghuni kekuasaan modal yang besar (Kapitalisme) dan selalu di siksa oleh kaum Kolonialisme  Indonesia. tidak ada yang mampu melihat semua penindasan mama papua, tetapi  selalu menutup mata terhadap mama-mama diwilayah Papua. Pemerintah lebih mementingkan para pemilik modal yang punya uang banyak, untuk memiliki hak ekonomi di tanah Papua di bandingkan memperhatikan derita Negri mama-mama Papua.

Realita kehidupan di wilayah Papua seakan sangat jauh dengan kehidupan  di kota-kota besar seperti Jakarta. Mama-mama di Papua dengan keadaan yang serba sulit, karena terbatasnya fasilitas dan mahalnya barang-barang harus bertahan seorang diri  menjadi tulang punggung keluarga.

Allah selalu punnya jawaaban terbaik untuk doa anaknnya, kadang sebuah doa tak langsung mendapat sebuah jawaban, kadang doa seorang tidak dapat di jawab dengan iya, karena Allah selalu punnya rencanaa terbaik untuk anaknnya.

Semoga kita bisa sadar bersatu dan melawan sistem, kapitalisme dan kolonialisme yang sedang meraja lelah di wilayah Papua.

Selamatkan manusia Papua!!!



Penulis adalah Mahasiswa Papua Kuliah di Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar