Pasukan Tentara Revolusi West Papua saat latihan di markas, foto dikirimkan untuk disiarkan bersama pernyataan. Foto: trwp |
SIARAN PERS: Tentara Revolusi West Papua
Pada hari Sabtu tanggal 5 April, tehun 2014, pada jam 04:00 pagi subuh, pasukan Tentara Revolusi West Papua (TRWP) dari Markas Pusat Pertahanan di bawah Komando Jendral Mathias Wenda menduduki perbatasan Republik Indonesia (RI) dan Papua New Guinea (PNG) kemudian menaikan bendera kebangsaan West Papua Bintang Kejora di garis Internasional dan menaikan juga dua bendera Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di wilayah Negara Republik Indonesia (RI) dan yang satunya di wilaya Papua New Guinea (PNG).
Setelah dinaikan bendera, pasukan Tentara Revolusi West Papua tidak melakukan kontak senjata dengan dan atau menyerang militer Indonesia (TNI/POLRI) yang bertugas di perbatasan. Pasukan TRWP menyampaikan orasi orasi politik dengan pengeras suara di bawah benderah West Papua dan benderah Perserikatan Bangsa Bangsa yang dikibarkan di perbatasan.
Namun setelah jam 09:00, militer Indonesia mulai melakukan penyerangan kepada pasukan Tentara Revolusi West Papua yang sedang berorasi politik di atas garis Internasional, Hal ini telah melahirkan kontak senjata antara pasukan Tentara Revolusi West Papua dan pasukan TNI/POLRI.
Dalam pertempuran ini pasukan Tentara Revolusi West Papua berhasil menembak salah satu pimpinan Polisi dan 09 angota militer Indonesia yang berhasil dipantau saat itu dari medan tempur sedang dinaikan ke dalam mobil ambulans dan menuju ke Jayapura. Dan di pihak tetara Revolusi West Papua tidak ada pauskan yang tertembak, atau berhasil ditembak oleh TNI/POLRI.
Pasukan Tentara Revolusi West Papua (TRWP) dan TNI/POLRI mundur dari medan perang sekitar jam 05 sore.
Yang menjadi alasan kegiatan pasukan Tentara Revolusi West Papua (TRWP)di perbatasan RI-PNG adalah sebagai tindakan mengusir penjajahan bangsa Indonesia terhadap rakyat dan bangsa West Papua yang sedang hidup dalam penjajahan Indonesia hingga mencapai 50 tahun lebih dan juga kepada pihak asing yaitu Amerika Serikat, Belanda dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang telah berperan dalam menggiring rakyat dan bangsa West Papua dibawa tirani penindasan, dan penjajahan oleh bangsa Indonesia, dituntut untuk bertanggung jawab untuk menyelesaikan status bangsa West Papua, melalui mekanisme Refrendum.
Kepada rakyat West Papua agar tidak menggunakan hak pilih dalam pemilihan umum ini, dan segera bersatu dalam menuntut refrendum agar rakyat West Papua menggunakan hak suara dalam refrendum bagi bangsa West Papua.
Demikian siaran pers ini dikeluarkan untuk diketahui oleh Publik.
Dikeluarkan dari Markas Pusat Pertahanan
Pada tanggal 06 April 2014
PENAGUNG JAWAB REVOLUSI
PANGLIMA TERTINGGI KOMANDO REVOLUSI
TTD
MATHIAS WENDA,Gen.TRWP
BRN:A.DF.001076
Sumber : http://majalahselangkah.com/content/-ini-pengakuan-mathias-wenda-terkait-pengibaran-bk-dan-kontak-senjata-di-perbatasan-indonesia-png
Tidak ada komentar:
Posting Komentar