Belden Namah |
Jayapura ,Kobogaumewsfree - Pemimpin Oposisi Papua New Guinea (PNG), Belden Namah mengatakan
Pemerintahan PNG, Peter O’neill gagal mengatasi ketegangan di Perbatasan West
Papua-PNG. Ia mengatakan masalah West Papua adalah masalah hak penentuan nasib
sendiri, bukan soal perdagangan.
“Ini adalah masalah yang sama sekali berbeda, itu masalah tentang
identitas, itu masalah tentang tanah, tanah air. Jadi Anda tidak dapat
mencampur isu-isu tersebut, Anda harus menangani mereka secara terpisah. Jika
isu tentang perdagangan, itu adalah masalah yang sama sekali berbeda, itu
adalah perdagangan antara Papua Nugini dan Indonesia, tapi kalau itu isu
tentang Papua Barat, ini tentang penentuan nasib sendiri. “ Kata
Belden kepada Radio
News Zealand (15/4) kemarin.
Belden yang berasal dari daerah pemilihan Vanimo Green ini menyatakan
Militer Indonesia telah masuk ke Wilayah PNG untuk memburu pejuang West Papua
dan menakuti rakyat PNG dekat perbatasan dan hal itu sudah melanggar perjanjian
perbatasan RI-PNG.
Sebelumnya, pada 6 April lalu, pengungsi West Papua mengibarkan Bintang
Fajar bersama bendera PBB di perbatasan meminta intervensi PBB ke West Papua.
Gabungan TNI/Polri merespon dengan tembakan yang menyebabkan baku tembak selama
15 Jam dengan pasukan Tentara Revolusi West Papua (TRWP).
Atas insiden baku tembak itu, PNG Defence Force dan TNI telah
menyepakati investigasi gabungan. Peter O’neil melalui Kepala PNGDF telah
mengirim pasukannya ke perbatasan untuk mengejar TRWP. Pengungsi West Papua di
perbatasan dikejar.
Sementara itu, Pemimpin Papua Merdeka di London, Benny Wenda melalui pernyataan
persnya menyeruhkan solidaritas dunia dan PBB untuk segera intervensi dalam
masalah West Papua, terutama dalam merespon keslamatan pengungsi West Papua di
Vanimo.
Sehari setelah insiden baku tembak di Perbatasan, Belden Namah secara tegas
melalui press releasenya mengatakan PNG berkewajiban untuk mengangkat persoalan
West Papua di forum internasional.
“West Papua bukan Asia, tetapi Melanesia. Indonesia telah memperlakukan
orang West Papua seperti binatang. PNG mmiliki kewajiban moral untuk mendukung
perjuangan kemerdekaan West Papua”, tegas Belden Namah yang merupakan mantan
Gubernur Provinsi Sandaun. (K/wd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar