Senin, 31 Maret 2014

BELAJAR ALKITAB DALAM PERJUANGAN

Tujuan dari belajar Alkitab adalah supaya kita dapat bertindak hati-hati sesuai dengan segala yg tertulis di dalamnya, dengan kata lain supaya kita dapat melakukan kehendak Bapa, sebab dengan demikian perjalanan kita akan berhasil dan kita akan beruntung. Sedangkan isi dari blog ini hanyalah sebagai variasi saja, yang utama adalah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dibawah bimbingan Allah Roh Kudus.
Belajar Dari Kegagalan Yudas Iskariot

Kisah Para rasul 1 : 17 - 18 — “ Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.”

Kita sedang menghadapi Paskah dan kalau kita mengingat waktu TUHAN YESUS sedang menghadapi kayu salib maka kita melihat bahwa karakter manusia menjadi jelas, murid-murid kelihatan aslinya dan diantaranya ialah Yudas Iskariot. Yudas Iskariot adalah seorang yang dipilih oleh TUHAN YESUS namun berakhir dengan tragis. Nah, pada kesempatan ini kita mau belajar dari kehidupannya.

Keistimewaan/kesempatan Yudas :

1. Backgroundnya

Yudas berasal dari kota Keriot, di sebelah selatan Yudea, sementara sebagian besar murid-murid berasal dari Galilea. Pada masa itu, orang Yudea memiliki kebanggaan sendiri karena merasa diri lebih murni dan lebih elite daripada orang Galilea.

2. Karirnya yang cemerlang

YESUS KRISTUS memilih Yudas setelah melalui doa sepanjang malam.
Lukas 6 : 12 - 16 — “ Pada waktu itu pergilah YESUS ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman IA berdoa kepada ALLAH. Ketika hari siang, IA memanggil murid-murid-NYA kepada-NYA, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-NYA rasul: Simon yang juga diberi-NYA nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat."

Jadi pilihan-NYA pasti tidak salah. Dan sebagai salah satu dari ke-12 murid maka Yudas adalah kandidat Rasul Anak Domba yang akan memerintah bersama TUHAN YESUS di sorga. Betapa mulianya kedudukan ini !!! Di antara murid-murid-NYA, Yudas juga dipercaya untuk memegang kas keuangan (bendahara). Ia juga merangkap sie sosial yang membagi-bagikan uang untuk orang-orang miskin. Dengan demikian tentunya Yudas lebih dikenal dan dihormarti oleh banyak orang daripada murid-murid yang lain. Sebagai murid dari “Tangan Pertama”, Yudas memiliki banyak kesempatan yang luar biasa. Dia mendengar Firman TUHAN yang keluar dari mulut Sang Firman TUHAN itu sendiri, ia melihat bahkan mengambil bagian dalam mujizat-mujizat YESUS KRISTUS yang luar biasa.

3. Kejatuhannya

Mengapa orang yang dipakai dan dipercaya oleh TUHAN YESUS KRISTUS ini bisa jatuh ? Ada tiga hal dalam diri Yudas yang menyebabkan kejatuhannya :

• Yudas berjiwa penipu.

Yohanes 12 : 6 — “ Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya."

Yudas menyimpan ketidak-jujuran dalam dirinya. Ia tidak mengijinkan Firman TUHAN untuk mengubahkan hidupnya. Parameter kejujuran seseorang dilihat dari bagaimana ia menghandle keuangan. Jika seseorang jujur dalam keuangan, ia orang yang jujur, jika tidak jujur dalam keuangan, ia seorang yang tidak jujur. Sikap terhadap keuangan juga menunjukkan bagaimana kasih kita kepada TUHAN YESUS. Ketika kasih seseorang makin mendalam kepada YESUS KRISTUS, ia pasti makin suka berkorban.

Amsal 30 : 7 - 8 berkata, “Dua hal aku mohon kepada-MU, jangan itu Kau tolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.”
Ini adalah doa yang bijak. Kiranya kita juga mau memiliki jiwa yang jujur, bukan jiwa penipu. Jujur kepada ALLAH dan juga kepada manusia !!!

• Ambisinya

Yudas mengikuti YESUS KRISTUS dengan ambisi tersembunyi. Saat ia melihat TUHAN YESUS mendemonstrasikan kehebatan-NYA, pengikut makin bertambah, makin terkenal dan mau menjadikan YESUS KRISTUS sebagai raja, Yudas diam-diam mendambakan kedudukan. Tetapi saat ia melihat gurunya bukan berjalan ke tahta melainkan menuju salib, ia menjadi kecewa, ambisinya tidak terpenuhi.

Yohanes 6 mencatat hal ini. Setelah mujizat 5 roti dan 2 ikan, orang-orang mendukung YESUS KRISTUS menjadi raja tetapi TUHAN YESUS berkata bahwa DIA datang bukan untuk memberi roti jasmani melainkan untuk menjadi roti yang terpecah. Saat itu banyak yang kecewa dan mengundurkan diri. Memang ke-12 murid tidak mengundurkan diri namun TUHAN YESUS tahu bahwa Yudas sebenarnya kecewa.

Yohanes 6 : 70 - 71 — “ Jawab YESUS kepada mereka: "Bukankah AKU sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah iblis." Yang dimaksudkan-NYA ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan YESUS, dia seorang di antara kedua belas murid itu."

Bukan berarti kita tidak boleh memiliki “ambisi” namun apa ambisi kita itu sangat menentukan. Mari kita belajar dari Paulus, dalam Filipi 3 : 10 — “ Yang kukehendaki ialah mengenal DIA dan kuasa kebangkitan-NYA dan persekutuan dalam penderitaan-NYA, di mana aku menjadi serupa dengan DIA dalam kematian-NYA." Ambisi Paulus ialah mengenal YESUS KRISTUS lebih dalam dan biarlah ini menjadi ambisi kita juga dalam mengiring TUHAN YESUS KRISTUS.

• Menyimpan roh kebencian

Yudas tidak mengijinkan Firman TUHAN dan ROH KUDUS menjamah hatinya. Dia mengijinkan kekecewaan, ketidakpuasan tinggal dalam hatinya sehingga berkembang menjadi roh kebencian dan Yudas tidak mengasihi TUHAN YESUS lagi. Hati-hati, kekecewaan yang terus dipendam bisa berkembang menjadi kebencian.

Tetapi yang luar biasa, TUHAN YESUS tetap mengasihi Yudas. Sampai malam terakhir, YESUS KRISTUS masih membasuh kaki Yudas, bahkan ia yang pertama kali diberi roti perjamuan dan sampai di taman Getsemani, YESUS KRISTUS masih menyapanya sebagai “teman”. TUHAN YESUS mengasihi Yudas sampai akhir tetapi Yudas tidak tersentuh, hatinya telah menjadi tumpul. Itulah sebabnya nasehat Firman TUHAN, “ Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana ALLAH di dalam KRISTUS telah mengampuni kamu.” Efesus 4 : 31 - 32

Sebutan TUHAN YESUS untuk Yudas adalah “son of perdition”
Yohanes 17 : 12 — “ Selama AKU bersama mereka, AKU memelihara mereka dalam nama-MU, yaitu nama-MU yang telah ENGKAU berikan kepada-KU; AKU telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci."

Yang artinya : anak kebinasaan, anak kesia-siaan. Yah, Yudas telah menyia-nyiakan kesempatan yang begitu luar biasa yang ALLAH telah berikan dalam hidupnya dan akhirnya ia salah memilih. Ia tidak memilih kayu salib untuk bertobat tetapi ia memilih kayu pohon untuk gantung diri !!!

Sebab itu jangan sampai kita menyia-nyiakan kasih karunia ALLAH yang kita terima.

Ibrani 2 : 3 — “ Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh TUHAN dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai."

I Korintus 15 : 10 — “ Tetapi karena kasih karunia ALLAH aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-NYA kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia ALLAH yang menyertai aku."

Kesempatan Paskah adalah kesempatan yang indah bagi kita untuk mengintrospeksi diri dan menata hati kita kembali. Ada kalanya kita tidak sadar bagaimana dan apa yang ada dalam diri kita, tetapi jika kita mau membuka hati dan mengijinkan ROH KUDUS bekerja maka TUHAN YESUS akan membentuk hati kita menjadi hati yang berkenan kepada-NYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar